Sobat Gus Dur
yang di rahmati Allah, Gus Dur memang sudar pulang kerahmat Allah namun perjuangan dan idiologi beliau selalu hidup dengan ajaran-ajarannya yang selalu kita ikuti bersama. Kehumanisan dan kegigihan beliau dalam menjaga NKRI yang begitu iklas serta tidak pernah goyah akan kedudukan dan kekuasaan dapat tercermin dalam keadaan beliau yang rela melepaskan jabatan kePresidenan pada waktu itu.Tidak akan pernah habis jika kita membicarakan tingkah pola Gus Dur dari yang nyeleh dan aneh sampai dengan yang logis dan ilmiah.Kecerdasan dan ketajaman pikirnya tidak semua orang bisa menandinginya.Hafalan yang begitu kuat dan ilmu yang begitu luas seakan selalu menyemat dalam dirinya.
Gus Dur memang tokoh dan guru bangsa yang patutu untuk kita kenang dan hormati, perjalanan beliau selalu membawa kesan tersendiri. Lihat saja KH Said Aqil Siroj: Silatul Arham, Silatul Afkar, Silatul A’mal, Silatul Arwah ini yang begitu mengesnakan, peristiwa yang patut untuk kita kenang dan tidak kita lupakan begitu saja. Dalam dakwah dan perjalanannya sering kali orang kurang melihat Gus Dur dari sisi ulama salaf yang mempuni, beliau lebih dilihat dari tokoh pluralisme yang menjunjung tinggi ke beragaman sesuai dengan Kebinikaan kita sebagai negara Pancasila. Saat anda melihat Gus Dur dari dunia pesantren maka anda akan tahu bahwa Gus Dur merupakan tokkoh yang mempuni dibidang keagamaan berbagai kitab mampu beliau hafal beserta sanand lengkapnya.Serta ke zuhudan yang melekat dalam dirinya pun dapat kita temukan dalam kehidupan kesehariannya.
Sehingga tidak heran jika KH Said Aqil Siroj: Silatul Arham, Silatul Afkar, Silatul A’mal, Silatul Arwah tidka pernah dilupakan oleh generasi berikutnya. Namun sayang bagi kelompok yang kurnag menyukai Gus Dur beliau cuma dipandang sebelah maka sebagai orang yang penuh kekurangan fisik saja. Namun jika orangitu mau membuka dengan pikiran jernihnya maka kelebihan dan ke pandian beliau belum tentu bisa ia tandingi. Dan jika kurnag percaya atau kurang mengenal akan Gus Dur silahkan untuk baca profil perjalanan beliau ini melalui KH Said Aqil Siroj: Silatul Arham, Silatul Afkar, Silatul A’mal, Silatul Arwah semoga anda mendapat jawaban dari ketidak sukaan anda. Selamat membaca:
MusliModerat.net - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, halal bihalal merupakan budaya khas Islam Nusantara yang tidak didapati di belahan dunia mana pun, termasuk tempat lahirnya Islam, yakni Arab. Halal bihalal adalah produk budaya dan ini penting untuk memperkuat nilai-nilai agama.
Ia menagnggap fenomena tersebut sebagai kreativitas dan kerarifan ulama terdahulu. Menurutnya, budaya harus menjadi infrastruktur bagi tumbuhnya agama.
“Agama tidak kuat tanpa budaya. Budaya tak punya nilai tanpa agama,” tuturnya dalam acara Halal Bihalal di auditorium Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Jumat (7/7) malam.
Kiai asal Cirebon ini bercerita, halal bihalal merupakan budaya yang digagas KH Abdul Wahab Chasbullah ketika diminta pendapat Bung Karno pada tahun 1948 soal cara mnyatukan para elit politik yang sedang bertikai. Ketika disodorkan usulan menyelenggarakan silaturahim, Bung Karno menginginkan istilah lain yang “tidak biasa”.
Menurut Kiai Said, budaya halal bihalal memberikan sumbangsih yang besar dalam melestarikan hubungan kekerabatan atau persaudaraan (silatul arham). Ia lalu membandingkan dengan negara-negara di Eropa yang tak begitu peduli tentang hubungan ini.
Lebih lanjut, Kiai Said memaparkan, selain silatul arham, aspek lain yang penting pula diperhatikan adalah silatul afkar, yakni usaha penyamaan persepsi; silatul a’mal atau membangun jaringan kerja sama; dan silatul arwah atau berhubungan dengan orang yagn sudah wafat seperti dengan ziarah, mendoakan, dan sejenisnya.
Forum halal bihalal yang digelar secara lesehan ini dihadiri segenap pengurus PBNU, pimpinan pusat badan otonom NU, sejumlah pejabat negara, dan warga secara umum. Hadir pula dalam kesempatan ini Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, dan sejumlah pejabat lainnya. (Mahbib/NU Online)
Judul Artikel lain:
KH Said Aqil Siroj: Silatul Arham, Silatul Afkar, Silatul A’mal, Silatul Arwah
Judul artikel terkait :
KH Said Aqil Siroj: Silatul Arham, Silatul Afkar, Silatul A’mal, Silatul Arwah
Alamat link terkait :
KH Said Aqil Siroj: Silatul Arham, Silatul Afkar, Silatul A’mal, Silatul Arwah
0 komentar:
Posting Komentar