Selasa, 20 Desember 2016

Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian

Sobat Gus Dur yang di rahmati Allah, Gus Dur memang sudar pulang kerahmat Allah namun perjuangan dan idiologi beliau selalu hidup dengan ajaran-ajarannya yang selalu kita ikuti bersama. Kehumanisan dan kegigihan beliau dalam menjaga NKRI yang begitu iklas serta tidak pernah goyah akan kedudukan dan kekuasaan dapat tercermin dalam keadaan beliau yang rela melepaskan jabatan kePresidenan pada waktu itu.Tidak akan pernah habis jika kita membicarakan tingkah pola Gus Dur dari yang nyeleh dan aneh sampai dengan yang logis dan ilmiah.Kecerdasan dan ketajaman pikirnya tidak semua orang bisa menandinginya.Hafalan yang begitu kuat dan ilmu yang begitu luas seakan selalu menyemat dalam dirinya.

Gus Dur memang tokoh dan guru bangsa yang patutu untuk kita kenang dan hormati, perjalanan beliau selalu membawa kesan tersendiri. Lihat saja Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian ini yang begitu mengesnakan, peristiwa yang patut untuk kita kenang dan tidak kita lupakan begitu saja. Dalam dakwah dan perjalanannya sering kali orang kurang melihat Gus Dur dari sisi ulama salaf yang mempuni, beliau lebih dilihat dari tokoh pluralisme yang menjunjung tinggi ke beragaman sesuai dengan Kebinikaan kita sebagai negara Pancasila. Saat anda melihat Gus Dur dari dunia pesantren maka anda akan tahu bahwa Gus Dur merupakan tokkoh yang mempuni dibidang keagamaan berbagai kitab mampu beliau hafal beserta sanand lengkapnya.Serta ke zuhudan yang melekat dalam dirinya pun dapat kita temukan dalam kehidupan kesehariannya.

Sehingga tidak heran jika Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian tidka pernah dilupakan oleh generasi berikutnya. Namun sayang bagi kelompok yang kurnag menyukai Gus Dur beliau cuma dipandang sebelah maka sebagai orang yang penuh kekurangan fisik saja. Namun jika orangitu mau membuka dengan pikiran jernihnya maka kelebihan dan ke pandian beliau belum tentu bisa ia tandingi. Dan jika kurnag percaya atau kurang mengenal akan Gus Dur silahkan untuk baca profil perjalanan beliau ini melalui Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian semoga anda mendapat jawaban dari ketidak sukaan anda. Selamat membaca:


Peringatan ke-7 Tahun Wafatnya KH Abdurrahman Wahid, Jumat 23 Desember 2016 mengambil tema ‘Mengaji Gus Dur: Menebar Damai Menuai Rahmat’. Dari tema ini, nilai keislaman Gus Dur yang tidak lepas dari sisi kemanusiaan penting untuk diterapkan.

“Menghadapi tantangan meningkatnya kebencian antarsesama muslim maupun terhadap kelompok lain akhir-akhir ini, kami merasa nilai keislaman yang diperjuangkan Gus Dur semakin relevan untuk digemakan kembali,” ujar Alissa Wahid, Ketua Panitia Peringatan yang juga puteri sulung Gus Dur, Selasa (20/12).

Menurut Alissa, ketegangan yang tak jarang berakhir dengan konflik kekerasan biasanya dipicu sikap merasa benar sendiri dan mudah menyalahkan yang lain. Sikap ini makin mengeras dan berdampak negatif jika dipengaruhi faktor politik, ekonomi, dan sosial.

Situasi ini, menurutnya, sangat mudah dijumpai di media-media sosial akhir-akhir ini. Padahal nilai-nilai keislaman jelas sekali mewajibkan pada perdamaian dan tak mudah berburuk sangka.

“Situasi ini dapat menganggu citra Islam, terutama bagi Indonesia yang menjadi model keislaman yang damai dan ramah di mata dunia. Apalagi masyarakat di negara-negara Barat saat ini mengalami Islamphobia, ketakutan daan kecurigaan terhadap Islam yang meningkat akibat maraknya kekerasan dan terorisme,”
jelas Alissa.

Sepanjang hidupnya, Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang malnjutkan tradisi para ulama pendahulunya menghadirkan Islam yang ramah dan damai, membela kepentingan kaum yang lemah, dan dapat beradaptasi dan menerima budaya lokal.

Nilai keislaman yang Gus Dur perjuangkan berusaha untuk menyapa dan merangkul semua kelompok. Beliau meyakinkan bahwa keislaman dapat bersanding dengan nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi, menjunjung tinggi penghormatan hak asasi, menghargai perbedaan, serta mengutamakan persatuan dan persaudaraan. Nilai dan prinsip itu pula yang terus diperjuangkan saat beliau menjadi Presiden RI keempat.

Pada saat bersamaan, orang juga makin merindukan Gus Dur di saat tak sedikit para pejabat publik bertindak melawan rakyat atas nama pembangunan. “Di sejumlah daerah kita masih menyaksikan rakyat kecil ditinggalkan bahkan dirampas haknya dan kelompok minoritas ditekan. Di saat itu orang-orang rindu Gus Dur,” ucap Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian ini.

Peringatan Ke-7 Tahun ini diisi kegiatan tahlil, Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Taushiyah, Doa Bersama, Deklarasi Damai, dan Pembacaan Puisi.

Sejumlah tokoh agama, tokoh pemerintah, tokoh masyarakat, dan budayawan yang hadir antara lain sahabat dan budayawan KH. Achmad Mustofa Bisri, ulama asal Kudus Habib Ja’far Alkaff, ulama asal Semarang Habib Umar Muthohar, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Said Aqil Siradj, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Budayawan Joko Pinurbo, Putu Wijaya, Acep Zamzam Noor, dan Cici Paramida. Acara ini akan dimeriahkan pula oleh penampilan band musik tradisi Kunokini.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini akan diikuti ribuan orang yang datang dari wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Mereka terdiri dari anggota majelis taklim, komunitas, hingga kalangan umum. Di pagi hari, mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB, diisi Khotmil Qur’an (membaca tuntas 30 juz al-Qur’an). (Red: Fathoni)

Sumber : nu.or.id

Judul Artikel lain:


Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian

Judul artikel terkait :Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian
Alamat link terkait :Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Alissa Wahid: Nilai Keislaman Gus Dur Sangat Relevan Mengatasi Kebencian

0 komentar:

Posting Komentar