Sabtu, 31 Desember 2016

Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur

Sobat Gus Dur yang di rahmati Allah, Gus Dur memang sudar pulang kerahmat Allah namun perjuangan dan idiologi beliau selalu hidup dengan ajaran-ajarannya yang selalu kita ikuti bersama. Kehumanisan dan kegigihan beliau dalam menjaga NKRI yang begitu iklas serta tidak pernah goyah akan kedudukan dan kekuasaan dapat tercermin dalam keadaan beliau yang rela melepaskan jabatan kePresidenan pada waktu itu.Tidak akan pernah habis jika kita membicarakan tingkah pola Gus Dur dari yang nyeleh dan aneh sampai dengan yang logis dan ilmiah.Kecerdasan dan ketajaman pikirnya tidak semua orang bisa menandinginya.Hafalan yang begitu kuat dan ilmu yang begitu luas seakan selalu menyemat dalam dirinya.

Gus Dur memang tokoh dan guru bangsa yang patutu untuk kita kenang dan hormati, perjalanan beliau selalu membawa kesan tersendiri. Lihat saja Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur ini yang begitu mengesnakan, peristiwa yang patut untuk kita kenang dan tidak kita lupakan begitu saja. Dalam dakwah dan perjalanannya sering kali orang kurang melihat Gus Dur dari sisi ulama salaf yang mempuni, beliau lebih dilihat dari tokoh pluralisme yang menjunjung tinggi ke beragaman sesuai dengan Kebinikaan kita sebagai negara Pancasila. Saat anda melihat Gus Dur dari dunia pesantren maka anda akan tahu bahwa Gus Dur merupakan tokkoh yang mempuni dibidang keagamaan berbagai kitab mampu beliau hafal beserta sanand lengkapnya.Serta ke zuhudan yang melekat dalam dirinya pun dapat kita temukan dalam kehidupan kesehariannya.

Sehingga tidak heran jika Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur tidka pernah dilupakan oleh generasi berikutnya. Namun sayang bagi kelompok yang kurnag menyukai Gus Dur beliau cuma dipandang sebelah maka sebagai orang yang penuh kekurangan fisik saja. Namun jika orangitu mau membuka dengan pikiran jernihnya maka kelebihan dan ke pandian beliau belum tentu bisa ia tandingi. Dan jika kurnag percaya atau kurang mengenal akan Gus Dur silahkan untuk baca profil perjalanan beliau ini melalui Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur semoga anda mendapat jawaban dari ketidak sukaan anda. Selamat membaca:


Mahasiswa Ciputat lintas organisasi menyelenggarakan Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bertempat di Hall Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (29/12). Acara tersebut menghadirkan Alissa Wahid, Romo Sandyawan Sumardi, dan Priyo Sambadha.

Putri sulung Gus Dur Alissa Wahid menyampaikan satu di antara sembilan nilai utama Gus Dur yang dirumuskan oleh 100 orang sahabat dan muridnya. Di antaranya KH Ahmad Mustofa Bisri, Mohamad Sobary, dan Pendeta Phil Erari dari Papua.

Mengutip hasil diskusi itu, Alissa mengatakan bahwa nilai paling utama seorang KH Abdurrahman Wahid adalah keyakinan spiritualnya, yakni menegakkan Islam rahmatan lil alamin. Delapan nilai lainnya adalah turunan dari nilai utama tersebut.

“Menurut beliau-beliau itu, bukan menurut Alissa ini ya, sumbu kehidupannya adalah keyakinan spiritual beliau, bahwa tugasnya di dunia ini sebagai seorang muslim adalah menegakkan Islam rahmatan lil alamin,” katanya.

Sementara itu, Priyo Sambadha menyatakan, saat putra pertama KH Abdul Wahid Hasyim itu
menjabat sebagai presiden, istana benar-benar milik rakyat.

Salah satu buktinya adalah saat Gus Dur mengadakan open house Idul Fitri untuk pertama kalinya sepanjang sejarah istana. Masyarakat dengan berbagai latar belakang dan berbagai macam penampilan dipersilakan bersalaman dengan presiden dan keluarganya tanpa terkecuali.

“Semua orang boleh masuk pokoknya. Tidak ada terkecuali. Pakaian seperti apa silakan masuk,” kata staf Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Adapun Romo Sandyawan menyampaikan satu pesan Gus Dur untuknya pada saat dia bertemu dengan Gus Dur guna membicarakan peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli). Pesannya adalah tentang tujuan manusia itu diciptakan.

“Tujuan manusia diciptakan, yaitu untuk meluhur-muliakan Allah dan kemanusiaan, beserta alam semestanya,” ujarnya. Terakhir, Alissa Wahid berpesan kepada seluruh hadirin, “Gus Dur yang meneladankan, kita yang melanjutkan.”

Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor III UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yusron Rozak. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa hampir tidak ada satu kata yang dapat menggambarkan seorang Gus Dur. “Jika kita sebut beliau Bapak Humanisme, dia lebih luas dari itu,” ujarnya.

Saking luasnya pandangan dan gagasannya, Yusron Rozak menyatakan kata cukup terbatas untuk mendeskripsikan Gus Dur.

Acara dengan tagline “Om Toleran Om” itu juga menggalang 1000 tanda tangan sebagai bentuk kepedulian dan toleransi. Selain itu, acara tersebut juga menggalang dana untuk Gempa Aceh. Panitia menjual kaos dengan berbagai tulisan nasihat Sang Guru Bangsa itu. Panitia juga melelang lukisan Gus Dur yang akhirnya terjual dengan harga dua juta rupiah. (Syakir NF/Fathoni)

Sumber : nu.or.id

Judul Artikel lain:


Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur

Judul artikel terkait :Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur
Alamat link terkait :Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Alissa Wahid Ungkap Sumbu Spiritual Kehidupan Gus Dur

0 komentar:

Posting Komentar