Gus Dur memang tokoh dan guru bangsa yang patutu untuk kita kenang dan hormati, perjalanan beliau selalu membawa kesan tersendiri. Lihat saja Gus Dur Bergaul Lepas dari Sekat Sosial ini yang begitu mengesnakan, peristiwa yang patut untuk kita kenang dan tidak kita lupakan begitu saja. Dalam dakwah dan perjalanannya sering kali orang kurang melihat Gus Dur dari sisi ulama salaf yang mempuni, beliau lebih dilihat dari tokoh pluralisme yang menjunjung tinggi ke beragaman sesuai dengan Kebinikaan kita sebagai negara Pancasila. Saat anda melihat Gus Dur dari dunia pesantren maka anda akan tahu bahwa Gus Dur merupakan tokkoh yang mempuni dibidang keagamaan berbagai kitab mampu beliau hafal beserta sanand lengkapnya.Serta ke zuhudan yang melekat dalam dirinya pun dapat kita temukan dalam kehidupan kesehariannya.
Sehingga tidak heran jika Gus Dur Bergaul Lepas dari Sekat Sosial tidka pernah dilupakan oleh generasi berikutnya. Namun sayang bagi kelompok yang kurnag menyukai Gus Dur beliau cuma dipandang sebelah maka sebagai orang yang penuh kekurangan fisik saja. Namun jika orangitu mau membuka dengan pikiran jernihnya maka kelebihan dan ke pandian beliau belum tentu bisa ia tandingi. Dan jika kurnag percaya atau kurang mengenal akan Gus Dur silahkan untuk baca profil perjalanan beliau ini melalui Gus Dur Bergaul Lepas dari Sekat Sosial semoga anda mendapat jawaban dari ketidak sukaan anda. Selamat membaca:
Sebagai cucu KH Hasyim Asy’ari dan anak KH Wahid Hasyim, Gus Dur memiliki status sosial yang tinggi di lingkungan NU. Ia sangat dihormati karena keturunan dari guru para ulama NU. Karena itulah ia mendapat sebutan “Gus”.
<>
Bukan hanya di lingkungan NU, kedudukan bapaknya yang merupakan salah seorang menteri dan pejuang kemerdekaan membuatnya memiliki tempat tersendiri. Singkat kata, Gus Dur adalah Anak Menteng, sebutan untuk anak-anak orang kaya dan terhormat yang tinggal di kawasan elit Menteng Jakarta Pusat.
Tetapi, status sosial tersebut tidak membuatnya merasa bagian dari kelompok elit yang membatasi diri dalam
bergaul dengan kelompok tertentu yang dianggap satu kelas. Ia bergaul dengan siapa saja. Ia mengunjungi kiai di kampung-kampung, dan menginap di rumahnya jika ada kesempatan. Inilah yang menjadi kenangan tersendiri bagi banyak orang, seorang tokoh yang mau turun menyapa umatnya.
Mantan sekjen PBNU H Arubusman juga memiliki banyak kenangan akan sikap Gus Dur ini. Suatu hari, Gus Dur berniat pergi ke Bandung dan memintanya untuk menemani. Tetapi karena suatu kendala teknis, akhirnya orang lain yang menjemput. Kemudian, Gus Dur meneleponnya langsung, meminta maaf karena tidak jadi mengajaknya ke Bandung. Kalau bukan Gus Dur, mungkin orang lain yang dimintanya menelepon dirinya, yang waktu itu masih yunior.
“Penghargaanya kepada anak buahnya, kepada orang yang lebih muda, membuat saya sangat takdzim kepada Beliau. Ia sangat santun pada semua orang,“ katanya.
Sisi kontraversial
Satu hal yang menarik dari Gus Dur adalah sisi kontraversialnya. Jika banyak orang pergi ke kanan, ia malah ke kiri. Tetapi, selalu ada hal yang mendasar pada setiap pendapat Gus Dur dan ia berani melawan arus, jika memang hal ini dirasa benar.
“Gus Dur tidak bisa dipaksa jika pendapatnya dirasa benar, tetapi ia terbuka terhadap masukan dan dialog dari pihak lain,” paparnya.
Sumber : nu online
0 komentar:
Posting Komentar