Kamis, 04 Agustus 2016

Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur

Sobat Gus Dur yang di rahmati Allah, Gus Dur memang sudar pulang kerahmat Allah namun perjuangan dan idiologi beliau selalu hidup dengan ajaran-ajarannya yang selalu kita ikuti bersama. Kehumanisan dan kegigihan beliau dalam menjaga NKRI yang begitu iklas serta tidak pernah goyah akan kedudukan dan kekuasaan dapat tercermin dalam keadaan beliau yang rela melepaskan jabatan kePresidenan pada waktu itu.Tidak akan pernah habis jika kita membicarakan tingkah pola Gus Dur dari yang nyeleh dan aneh sampai dengan yang logis dan ilmiah.Kecerdasan dan ketajaman pikirnya tidak semua orang bisa menandinginya.Hafalan yang begitu kuat dan ilmu yang begitu luas seakan selalu menyemat dalam dirinya.

Gus Dur memang tokoh dan guru bangsa yang patutu untuk kita kenang dan hormati, perjalanan beliau selalu membawa kesan tersendiri. Lihat saja Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur ini yang begitu mengesnakan, peristiwa yang patut untuk kita kenang dan tidak kita lupakan begitu saja. Dalam dakwah dan perjalanannya sering kali orang kurang melihat Gus Dur dari sisi ulama salaf yang mempuni, beliau lebih dilihat dari tokoh pluralisme yang menjunjung tinggi ke beragaman sesuai dengan Kebinikaan kita sebagai negara Pancasila. Saat anda melihat Gus Dur dari dunia pesantren maka anda akan tahu bahwa Gus Dur merupakan tokkoh yang mempuni dibidang keagamaan berbagai kitab mampu beliau hafal beserta sanand lengkapnya.Serta ke zuhudan yang melekat dalam dirinya pun dapat kita temukan dalam kehidupan kesehariannya.

Sehingga tidak heran jika Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur tidka pernah dilupakan oleh generasi berikutnya. Namun sayang bagi kelompok yang kurnag menyukai Gus Dur beliau cuma dipandang sebelah maka sebagai orang yang penuh kekurangan fisik saja. Namun jika orangitu mau membuka dengan pikiran jernihnya maka kelebihan dan ke pandian beliau belum tentu bisa ia tandingi. Dan jika kurnag percaya atau kurang mengenal akan Gus Dur silahkan untuk baca profil perjalanan beliau ini melalui Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur semoga anda mendapat jawaban dari ketidak sukaan anda. Selamat membaca:


Oleh Guntur Pribadi

Ketika kita membincang atau membaca tentang Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan nama Gus Dur, apa yang ada dipikiran kita setelah mendengar atau membaca biografi sang pejuang kemanusiaan tersebut? Jawabannya, mungkin saja ada yang tidak terlalu minat. Mungkin ada yang biasa-biasa saja. Atau mungkin pula ada yang sangat menikmatinya tentang semua hal dari sosok Gus Dur.

Memang baiknya mengenal Gus Dur tidak sekadar ikut-ikutan. Apalagi pembacaannya tidak imbang. Karena akan sulit menemukan sisi lain dari Gus Dur yang menyimpan banyak karakter, baik itu sebagai bagian dari bangsa ini. Sebagai ulama. Sebagai kiai. Sebagai pemimpin. Maupun sebagai manusia yang memiliki selera humor.

Jika ingin mengenal Gus Dur, ada baiknya memang kita harus banyak referensi. Paling tidak menelusuri riwayatnya diperlukan ‘perjalanan’ yang tidak berkutat hanya pada tekstualitas mengenai segala hal tentang Gus Dur. Diperlukan pula kemampuan mengaktualisasikan pemikiran-pemikirannya melalui aktivitas-aktivitas sosial yang berpihak kepada kaum lemah.

Membuka riwayat sepak terjang Gus Dur, baik itu ketika ia menjadi aktivis santri, aktivis pemuda, aktivis sosial, hingga ketika dipercaya memimpin Nahdlatul Ulama (NU) dan juga sebagai seorang pemimpin negara, kita tentunya akan banyak menemukan dan belajar dari sikap atau cara berpikir Gus Dur yang penuh pengabdian terhadap umat dan bangsa.

Membaca pemikiran Gus Dur tidak cukup pula sekadar tekstual. Karena tentu tidak akan banyak didapatkan dari nilai-nilai yang ada dalam pemikirannya jika pembacaan terhadap Gus Dur dengan sekadarnya saja atau hanya sebagai pengagum Gus Dur tanpa dasar.

Gus Dur yang seringkali dinilai kontroversial akan sangat tepat bila dalam hal pembacaan teradap pemikirannya dilakukan secara kontekstual dan mendalam. Mengapa? Karena lompatan berpikir Gus Dur yang kerap melampaui batasnya tidaklah mudah dipahami tanpa model pembacaan yang kontekstual dan mendalam.

Artinya secara kontekstual dan mendalam pembacaan terhadap pemikiran Gus Dur sangat penting untuk kepentingan hari ini dan ke depan Indonesia, terlebih dalam menghadapi ancaman disintegrasi dan peminggiran kemanusiaan. Karena, sebagai bangsa dengan suku, etnis, budaya, dan bahkan agama yang pluralistik, bukanlah tidak mungkin potensi ancaman perpecahan itu
ada.

Pentingnya melakukan pembacaan terhadap pemikiran Gus Dur secara kontekstual dan mendalam tersebut, tentu saja sebagai upaya menangkal potensi-potensi perpecahan dengan memahami nilai-nilai kebersamaan dan keberagaman yang ditanamkan oleh Gus Dur. Seperti kita tahu, Gus Dur sendiri seringkali menyerukan pentingnya persatuan bangsa, kebersamaan umat, toleransi, hingga menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

Khusus perhatiannya terhadap soal-soal kemanusiaan di negeri ini, Gus Dur dalam sepak terjangnya tak dapat dipungkiri memiliki komitmen tinggi dalam hal itu. Upayanya menentang dan juga melakukan ‘pembongkaran’ tembok-tembok diskriminasi kemanusiaan setidaknya telah mengantarkan bangsa ini kemudian mampu melek terhadap ketidakadilan yang telah lama dilakukan oleh penguasa, terutama di masa rezim Orde Baru berkuasa.

Satu contoh upaya Gus Dur ‘membongkar’ tembok diskriminasi adalah mengenai soal kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan keyakinananya. Di era Gus Dur, jumlah agama yang diakui negara bertambah menjadi enam yakni dengan masuknya Kong Hu Cu. Sebelumnya hanya lima agama yang diakui oleh negara. Bukan hanya itu saja, Gus Dur juga membebaskan masyarakat Kong Hu Cu menjalankan ibadah agamanya dan merayakannya secara terbuka.

Kita tahu, di masa rezim Orde Baru diskriminasi terhadap etnis Tionghoa terjadi. Namun, di era Gus Dur ruang kemerdekaan dalam menjalankan agama dan keyakinannya bagi kaum Tionghoa itu dibuka.

Perjuangan Gus Dur mengenai kemanusiaan dan kebebasan menjalankan ibadah jika dilakukan pembacaan secara mendalam melebihi tekstualitas pemikirannya, tentu akan banyak kita temukan nilai-nilai kesadaran dalam beragama yang diajarkan dan diwariskan oleh seorang Gus Dur kepada kita.

Pemikiran dan sikap humanis Gus Dur dalam urusan kemanusian tentu bukan tanpa alasan. Gus Dur tidak buta dalam memahami ajaran-ajaran Islam. Justru berangkat dari keimanan yang dimilikinya itu, Gus Dur menyampaikan gagasan dan sikapnya dengan tidak melepaskan landasan-landasan agama yang menyertai.

Sebagai misal dalam hal keberagaman, Gus Dur memahaminya adalah sebagai keharusan. Bagi Gus Dur, keberagaman itu adalah rahmat yang telah digariskan Allah. Karena itu, menolak keberagaman atau kemajemukan adalah pengingkaran terhadap pemberian ilahi.

Dari sini, kita kemudian dapat kembali belajar dari Gus Dur yang ramah dan damai dalam mengaktualisasikan teks-teks agama. Cara-cara semacam ini pulalah yang sesungguhnya diperlukan pada bangsa yang memiliki keberagaman suku, etnis, budaya, bahasa, hingga agama.

Beragama dengan penuh kedamaian, menghormati perbedaan, menjunjung keadilan, dan menghargai kemanusiaan, adalah di antara cara beragama dari seorang Gus Dur dalam membumikan ajaran-ajaran Islam untuk kepentingan umat dan bangsa.

Untukmu, Gus. Al-Fatihah...

Penulis adalah pegiat LBH dan Alumni UIN (dulu IAIN) Sunan Ampel Surabaya. Saat ini tinggal di Kalimantan Timur.


Sumber : nu online

Judul Artikel lain:


Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur

Judul artikel terkait :Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur
Alamat link terkait :Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Belajar Keberagaman dari Seorang Gus Dur

  • Dialog Lintas Agama Merindukan Gus DurOleh Ubaidillah AchmadGus Dur (KH Abdurrahman Wahid) merupakan sosok yang istimewa dan telah menandai keutamaan teks wahyu dan teks tentang arti kemanusiaan. Ungkapan in ...
  • Ketika Gus Dur guyon dan serius soal poligamiGusdurfiles.com ~ Selama hidupnya, Gus Dur sebenarnya punya banyak alasan dan kesempatan untuk melakukan poligami. Namun, dia tidak melakukan itu. Sampai matinya, Presid ...
  • Persetujuan Dengan Gus Dur  Andy F. Noya:Beberapa ulama bilang, negara ini akan lebih baik jika menerapkan hukum syariah Islam?Abdurrahman Wahid:Nggak. Itu orang-orang kepepet. Sebentar lagi ...
  • Gus Dur Mendapat Ijazah Langsung dari Sunan Kalijogo Gusdurfiles.Com ~  KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengaku punya pengalaman spritual yaitu melakukan dialog dengan Sunan Kalijogo. Pengalaman itu diungkapkannya dal ...
  • Dear Gus Dur: Pesan Kerinduan untuk Anak BangsaGus, maaf saya lancang menulis surat untuk Anda, saya tahu anda pasti geli membaca surat saya ini, tapi biarlah. Gus, saya tulis surat ini karena sudah gerah dengan hiru ...

0 komentar:

Posting Komentar