Jumat, 29 Juli 2016

Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU

Sobat Gus Dur yang di rahmati Allah, Gus Dur memang sudar pulang kerahmat Allah namun perjuangan dan idiologi beliau selalu hidup dengan ajaran-ajarannya yang selalu kita ikuti bersama. Kehumanisan dan kegigihan beliau dalam menjaga NKRI yang begitu iklas serta tidak pernah goyah akan kedudukan dan kekuasaan dapat tercermin dalam keadaan beliau yang rela melepaskan jabatan kePresidenan pada waktu itu.Tidak akan pernah habis jika kita membicarakan tingkah pola Gus Dur dari yang nyeleh dan aneh sampai dengan yang logis dan ilmiah.Kecerdasan dan ketajaman pikirnya tidak semua orang bisa menandinginya.Hafalan yang begitu kuat dan ilmu yang begitu luas seakan selalu menyemat dalam dirinya.

Gus Dur memang tokoh dan guru bangsa yang patutu untuk kita kenang dan hormati, perjalanan beliau selalu membawa kesan tersendiri. Lihat saja Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU ini yang begitu mengesnakan, peristiwa yang patut untuk kita kenang dan tidak kita lupakan begitu saja. Dalam dakwah dan perjalanannya sering kali orang kurang melihat Gus Dur dari sisi ulama salaf yang mempuni, beliau lebih dilihat dari tokoh pluralisme yang menjunjung tinggi ke beragaman sesuai dengan Kebinikaan kita sebagai negara Pancasila. Saat anda melihat Gus Dur dari dunia pesantren maka anda akan tahu bahwa Gus Dur merupakan tokkoh yang mempuni dibidang keagamaan berbagai kitab mampu beliau hafal beserta sanand lengkapnya.Serta ke zuhudan yang melekat dalam dirinya pun dapat kita temukan dalam kehidupan kesehariannya.

Sehingga tidak heran jika Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU tidka pernah dilupakan oleh generasi berikutnya. Namun sayang bagi kelompok yang kurnag menyukai Gus Dur beliau cuma dipandang sebelah maka sebagai orang yang penuh kekurangan fisik saja. Namun jika orangitu mau membuka dengan pikiran jernihnya maka kelebihan dan ke pandian beliau belum tentu bisa ia tandingi. Dan jika kurnag percaya atau kurang mengenal akan Gus Dur silahkan untuk baca profil perjalanan beliau ini melalui Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU semoga anda mendapat jawaban dari ketidak sukaan anda. Selamat membaca:


Waktu itu, Rais Aam PBNU KH Bisri Syansuri menginap di rumah putrinya, Nyai Sholihah, atau ibunda Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terletak di kawasan Matraman Jakarta Pusat. Ada Gus Dur juga di rumah itu. Sekitar pukul 08.00 WIB, KH Bisri memanggil sang cucu.

“Dur antarkan saya ke kantor PBNU sekarang!” kata sang kakek.

“Kenapa pagi-pagi sudah ke PBNU Mbah?,” jawab Gus Dur.

“Mau ada rapat gabungan.”

“Lho kan masih pagi
Mbah?”

“Rapatnya jam sembilan.”

“Ah paling juga pada telat datangnya Mbah.”

“Biar saja. Biar ada bedanya antara yang tepat waktu dan yang telat.”

Jarak antara rumah Nyai Sholihah dengan kantor PBNU dl Kramat Raya tidak begitu jauh, sekitar 2,5 km saja. Tahun 1970-an Jakarta juga belum macet.

KH Bisri Syansuri sampai di kantor PBNU sebelum pukul 09.00 WIB. Kira-kira 10 menit sebelum jam rapat, mereka berdua bergegas masuk ke ruangan rapat. Benar saja, belum ada satu pun pengurus NU yang datang.

”Belum ada yang datang Mbah,” kata Gus Dur.

“Biar saja. Kita tunggu di sini saja,” kata Kiai Bisri. Kemudian beliau duduk di kursi Rais Aam. Sebentar kemudian bibir sang kiai terlihat komat-kamit, seperti sedang membaca wirid atau dzikir, sambil menunggu pengurus PBNU yang lain. Gus Dur bergegas ke ruang samping menyiapkan minuman untuk kakeknya. (A. Khoirul Anam)


* Cerita ini disampaikan oleh KH Muhammad Musthofa, pengasuh pondok pesantren Al-Qur’an di Parung Bogor, yang pernah mendampingi Gus Dur di kediaman Jl Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan. via nu online

Judul Artikel lain:


Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU

Judul artikel terkait :Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU
Alamat link terkait :Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kiai Bisri dan Gus Dur Soal Kebiasaan Telat di NU

  • Mbah Kiai Shonhaji dan Sambal Gusdurfiles.com ~ Saya pernah sowan ke Mbah Kiai Shonhaji, Jimbun Sruweng Kebumen. Beliau adalah guru mursyid Gus Dur. Kalau Gus Dur ada acara di Kebumen, pasti singgah ...
  • Gelar pahlawan Nasional Gus Dur bertepatan 10 NovemberPresiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan mendapatkan gelar pahlawan nasional di saat yang tepat. Sebab, Gus Dur memiliki kontribusi besar bagi keutuhan NKRI. ...
  • Resep Meneladani Gus DurSosok guru bangsa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur telah banyak ditulis orang, baik itu pemikiran maupun gesturnya. Berbagai atribusi pun melekat pada diri Presiden ke- ...
  • Ini Alasan Soeharto dan Gus Dur Layak Diberi Gelar PahlawanWakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menilai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Soeharto layak diberi gelar pahlawan.Meskipun terdapat kelemahan dalam sosok keduan ...
  • Gus Dur dan Panasnya Muktamar NU CipasungTidak terasa Muktamar ke-33 NU di Jombang sudah berakhir setahun yang lalu dengan terpilihnya KH Said Aqil Siroj sebagai ketua tanfidziah dan KH Ma’ruf Amin sebagai Rais ...

0 komentar:

Posting Komentar