Gus Dur memang tokoh dan guru bangsa yang patutu untuk kita kenang dan hormati, perjalanan beliau selalu membawa kesan tersendiri. Lihat saja Ini Ikhbar PBNU Perihal Satu Syawal 1437 H ini yang begitu mengesnakan, peristiwa yang patut untuk kita kenang dan tidak kita lupakan begitu saja. Dalam dakwah dan perjalanannya sering kali orang kurang melihat Gus Dur dari sisi ulama salaf yang mempuni, beliau lebih dilihat dari tokoh pluralisme yang menjunjung tinggi ke beragaman sesuai dengan Kebinikaan kita sebagai negara Pancasila. Saat anda melihat Gus Dur dari dunia pesantren maka anda akan tahu bahwa Gus Dur merupakan tokkoh yang mempuni dibidang keagamaan berbagai kitab mampu beliau hafal beserta sanand lengkapnya.Serta ke zuhudan yang melekat dalam dirinya pun dapat kita temukan dalam kehidupan kesehariannya.
Sehingga tidak heran jika Ini Ikhbar PBNU Perihal Satu Syawal 1437 H tidka pernah dilupakan oleh generasi berikutnya. Namun sayang bagi kelompok yang kurnag menyukai Gus Dur beliau cuma dipandang sebelah maka sebagai orang yang penuh kekurangan fisik saja. Namun jika orangitu mau membuka dengan pikiran jernihnya maka kelebihan dan ke pandian beliau belum tentu bisa ia tandingi. Dan jika kurnag percaya atau kurang mengenal akan Gus Dur silahkan untuk baca profil perjalanan beliau ini melalui Ini Ikhbar PBNU Perihal Satu Syawal 1437 H semoga anda mendapat jawaban dari ketidak sukaan anda. Selamat membaca:
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Ahmad Ghazali Masroeri mengikhbarkan bahwa satu Syawal 1437 H jatuh pada hari Rabu, 6 Juli 2016. Kiai Ghazali mengatakan bahwa takbiran sudah bisa dimulai pada Selasa malam, 5 Juli 2016.
“Atas dasar pelaksanaan rukyah Senin petang ini di seluruh Indonesia, hilal tidak dapat dilihat. Jadi Selasa besok kita masih berpuasa,” kata Kiai Ghazali di Jakarta, Senin (4/7) sore.
Ia berterima kasih atas partisipasi dan kontribusi nahdliyin.
“Seluruh pengurus harian Lembaga Falakiyah PBNU mengucapkan minal 'aidin wal faizin. Selamat hari raya Idul Fithri satu Syawal 1437 H. Mohon maaf lahir dan batin.” (Alhafiz K) via nu online
0 komentar:
Posting Komentar